Di Indonesia, terdapat banyak kota besar
dengan segala keindahan, kemewahan, dan keseluruhan aktifitasnya. Namun dibalik
segala kemegahan gedung pencakar langit dan warna-warni indahnya kehidupan di
kota itu, ada tirai yang menyelimutinya dengan warna abu-abu kelam yang sangat
mengganggu. Tirai abu-abu itu adalah polusi udara atau pencemaran udara. Hampir
di setiap kota di Indonesia memiliki kadar polusi udara yang cukup tinggi.
Begitu juga halnya dengan kota minyak, kota Pekanbaru.
Seperti yang kita ketahui, polusi adalah
salah satu hal yang akan sangat menggangu kehidupan manusia. Ada dua faktor
yang mengakibatkan terjadinya polusi yaitu akibat kondisi alam dan akibat
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diciptakan oleh manusia
sendiri. Contoh dari polusi udara akibat kondisi alam adalah aktifitas gunung
vulkanik aktif, seperti letusan gunung Merapi di Jogjakarta. Sedangkan polusi
akibat dari faktor yang kedua umum ditemui di daerah perkotaan yang padat
dengan kegiatan industri dan mobilitas kendaraan.
Polusi udara bisa berbentuk partikel dan
gas seperti unsur debu, aerosol, timah hitam (timbel), gas CO (karbon
monoksida). Pencemaran udara tingkat tinggi bisa dilihat dari tebalnya
asap-kabut (asbut) yang menyelimuti daerah tersebut, sepertihalnya di kota
Pekanbaru. Jika telah ditemukan beberapa titik panas (hotspot) di beberapa
wilayah khususnya di Provinsi Riau, maka beberapa saat kemudian akan terlihat
kabut yang menyelimuti kota ini. Kondisi kabut ditambah dengan terik matahari
yang memanggang kota Pekanbaru sering membuat gerah penduduknya. Terlebih lagi
bagi penduduk yang lebih banyak beraktifitas di luar ruangan.
Ada beberapa faktor atau polutan yang menyebabkan
meningkatnya polusi udara di kota Pekanbaru. Diantaranya adalah sering
ditemukannya titik panas (hotspot) yang berpotensi pada terjadinya kebakaran,
pembakaran lahan, partikel-partikel dalam asap sisa industri yang dibuang
melalui cerobong asap pabrik-pabrik, dan partikel-partikel dari emisi gas buang
kendaraan bermotor. Jika polusi udara di kota ini semakin meningkat, maka
bukanlah hal yang mustahil jika dampak buruk yang ditimbulkanpun akan segera
dirasakan oleh penduduknya. Polusi udara dengan kandungan partikel dan gas yang
berbahaya itu dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang serius. Diantaranya,
partikel debu dari polusi udara dapat menyebabkan gangguan pernapasan akut
seperti bronchitis, emfisema paru, atau bahkan kanker paru-paru. Pada kadar
tertentu, partikel timbal ( Pb) yang terkandung didalamnya juga bisa
menyebabkan gangguan fungsi enzim dan merusak fungsi organ ginjal, dan jika
seseorang terlalu sering menghirup udara yang sudah tercemar gas CO, maka dia
akan mengalami gangguan saluran pernapasan atau bahkan mengalami kematian
akibat kadar gas CO yang lebih tinggi dari O2 di dalam darahnya
mengikat hemoglobin yang berfungsi mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Tidak
hanya itu, jika pencemaran udara di kota Pekanbaru semakin meningkat dan
menimbulkan asap-kabut yang lebih tebal, maka dampak lain seperti berkurangnya
jarang pandang ketika berkendaraan dan kecelakaan lalu-lintas fatalpun bisa
terjadi.
Mengetahui bahaya diatas, tentu timbul
pertanyaan bagaimana caranya agar si abu-abu yang menyelimuti kota ini bisa
menghilang? Caranya adalah dengan menggalakkan penghijauan dan membuat taman
dan hutan kota. Pepohonan yang ada di taman dan hutan kota akan menjadi
penetralisis polutan yang baik karena pohon-pohon itu bisa menahan partikel
padat yang ada di udara, meningkatkan kadar oksigen, meredam suara bising,
meredam terik matahari, dan lain-lain.
0 komentar:
Posting Komentar